Hai Sobat Safety,

Keselamatan kerja adalah prioritas yang tidak bisa ditawar-tawar. Namun, dalam praktiknya, bagaimana kita bisa memastikan bahwa risiko di tempat kerja benar-benar terkendali? Salah satu metode paling efektif adalah dengan menerapkan hirarki pengendalian risiko.

Hirarki pengendalian risiko adalah pendekatan sistematis yang membantu kita menentukan tindakan pengendalian paling efektif untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya. Yuk, kita pelajari bersama langkah-langkah dalam hirarki ini agar tempat kerja kamu menjadi lebih aman!


1. Eliminasi (Elimination)

Langkah pertama dan paling efektif dalam hirarki pengendalian risiko adalah eliminasi. Jika memungkinkan, bahaya dihilangkan sepenuhnya dari tempat kerja. Misalnya, jika suatu proses kerja memiliki risiko tinggi, kamu bisa mempertimbangkan untuk menghentikan proses tersebut atau menggantinya dengan alternatif yang lebih aman.

2. Substitusi (Substitution)

Jika eliminasi tidak memungkinkan, langkah berikutnya adalah substitusi. Ini berarti mengganti bahan, proses, atau peralatan yang berbahaya dengan yang lebih aman. Contohnya, mengganti bahan kimia beracun dengan bahan yang kurang berbahaya atau mengganti peralatan lama yang rentan mengalami kerusakan dengan yang baru dan lebih aman.

3. Pengendalian Teknikal (Engineering Controls)

Jika eliminasi dan substitusi tidak dapat dilakukan, maka langkah berikutnya adalah menerapkan pengendalian teknikal. Ini melibatkan penggunaan teknologi atau peralatan untuk mengurangi risiko. Misalnya, pemasangan ventilasi untuk mengurangi paparan bahan kimia berbahaya di udara, atau penghalang fisik untuk melindungi pekerja dari mesin yang berpotensi berbahaya.

4. Pengendalian Administratif (Administrative Controls)

Pengendalian administratif melibatkan perubahan cara kerja atau prosedur untuk mengurangi risiko. Ini bisa berupa pelatihan keselamatan, pengaturan waktu kerja untuk mengurangi paparan bahaya, atau pemberian instruksi yang jelas tentang cara bekerja dengan aman. Meski tidak seefektif eliminasi atau substitusi, langkah ini tetap penting dalam menjaga keselamatan.

5. Alat Pelindung Diri (APD)

Langkah terakhir dalam hirarki pengendalian risiko adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). APD digunakan ketika risiko tidak bisa dihilangkan sepenuhnya melalui langkah-langkah sebelumnya. Helm, kacamata pelindung, sarung tangan, dan sepatu keselamatan adalah contoh APD yang membantu melindungi pekerja dari bahaya yang masih ada.


Kesimpulan:

Hirarki pengendalian risiko memberikan panduan yang jelas tentang cara mengurangi atau menghilangkan bahaya di tempat kerja. Mulai dari eliminasi hingga penggunaan APD, setiap langkah dalam hirarki ini memiliki peran penting dalam memastikan keselamatan pekerja. Dengan memahami dan menerapkan hirarki ini, kamu bisa membuat lingkungan kerjamu lebih aman dan produktif.

Semoga artikel ini membantu kamu untuk lebih memahami pentingnya pengendalian risiko di tempat kerja! Sampai jumpa di artikel berikutnya, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *