Oleh: Agung Warja SE., CODP
Berawal dari sebuah pengalaman yang saya anggap ini merupakan masalah yang perlu dilurusakan. Sebagai praktisi HR Training & Development, saya banyak bertemu dengan Trainer baik internal trainer dari perusahaan yang berbeda – beda maupun trainer lepas. Dari beberapa trainer yang pernah saya temui memiliki gaya penyampaian yang berbeda – beda dan tentunya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengajarkan sesuatu kepada orang lain.
Namun, permasalahan yang akan dibahas yaitu mengenai cara pandangan trainer yang menentukan parameter prestasi dari banyaknya slide materi power point yang dibuat. Jika slide materi yang dibuat cukup banyak, menganggap bahwa itu adalah sebuah prestasi besar sebagai trainer. Mungkin dari beberapa internal trainer hal ini masih menjadi parameter kesuksesan. Namun, bagi saya ini adalah sebuah kekeliruan yang perlu segera diluruskan.
Bagi praktisi HR Training & Development atau sebagai internal trainer, tanggungjawab pokok kita adalah menyusun Development Prograram yang terintegrasi dengan visi – misi perusahaan. Sehingga investasi pelaksanaan training dapat sejalan dengan visi – misi perusahaan baik untuk program jangka menengah ataupun jangka panjang. Jika hal tersebut sudah kita sepakati, sekarang tinggal bagimana kita menyusun Program Development secara sistematis berdasarkan esensi sebuah program pengambangan kompetensi. Dalam penyelengraan training yang terintegrasi dengan visi – misi perusahaan, maka perlu adanya sebuah suatu kegiatan yang sistematis.
-
Susun Training Need Analysis
Bahwa suatu hal sia – sia dan tidak terukur jika hanya berfokus pada training delivery tanpa adanya sebuah analisa kebutuhan training. Bisa saja training yang disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan disebuh perusahaan. Lalu, pastilah tidak member dampak yang terintegrasi dan diharapkan perusahaan untuk pencapaian visinya.
-
Susun Program Training / Training Design
Program training merupakan salah satu dasar dalam pelaksanaan training yang terukur dan tepat sasaran. Dalam penyusunan program berdasarkan analisa kebutuhan training / Training Need Analysis yang akan membantu pengklasifikasi program pengembangan secara komprehensif dan terintegrasi. Artinya, dalam sebuah program harus adanya level atau jenjang pelatihan bagi karyawa. Misalnya, untuk level staff dengan topic training tertentu sudah dipersiapkan training level basic, intermediate, dan advance. Sehingga pelaksanaan program training dapat mengarah pada pengembangan kompetensi untuk mengeksekusi strategi dan visi perusahaan.
-
Susun Anggaran
Sebagai sebuah investasi jangka panjang bagi sebuah perusahaan, pastinya perlu adanya penyusunan anggaran pelatihan dalam satu periode secara keseluruhan. Dengan demikian seorang HR Training & Development memiliki suatu gambaran mengenai investasi anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.
-
Jadwal dan pelaksanaan
Penyusunan jadwal dilakukan setelah program dan anggaran sudah tersusun, maka selanjutnya menetukan jadwal pelaksanaan sebagai dasar waktu pelaksanaan kegiatan training. Dalam penyusunan jadwal harus pula dilihat dari berbagai aspek, diantaranya disesuaikan dengan tanggal kalender dan program dari departemen lain agar tidak bentrok dan menggangu pelaksanaan program lainnya. Setelah adanya sebuah program, dilanjukan dengan pelaksanaan kegiatan training sesuai dengan jadwal.
-
Evaluasi
Untuk melaihat tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan training, maka perlu adanya evaluasi training yang komprehensif. Adapun untuk pelaksanaan evaluasi training terdiri dari 4 level. Namun untuk jenis evaluasi yang akan digunakan perlu disusun proses evaluasi training yang akan diterapkan.
Dari langkah – langkah diatas, jelas bahwa dalam menjalankan sebuah program training tidak hanya mengandalkan slide materi power point, tetapi perlu adanya sebuah analisa dan langkah – langkah secara sistematis. Mengukur prestasi seorang inernal trainer tidak hanya dengan banyaknya slide materi yang dibuat. Pembuatan slide materi power point adalah langkah yang kesekian setelah tujuan, sasaran , maupun system evaluasi ditentukan.
Dengan demkian, cara pandang tersebut sudah harus dirubah sehingga melaksanakan program pengembangan kompetensi dapat dilakukan sesuai esensi. Diharapkan agar semua praktisi mampu menyadari esensi dari training dan pengembangan kompetensi yang komprehensif dan terintegrasi. Sehingga mampu menjadikan program pengembangan sebagai Strategic Business Partner bagi perusahaan.