Teknisi K3 Umum

Training & Sertifikasi BNSP: Teknisi K3 Umum
Training & Sertifikasi BNSP: Teknisi K3 Umum – Sentras Consulting

 

Deskripsi Singkat :

Tingkatkan keahlian praktis Anda dalam implementasi K3 di tempat kerja. Training dan sertifikasi BNSP ini membekali Teknisi K3 Umum dengan pengetahuan dan keterampilan operasional untuk mendukung sistem manajemen K3. Pelajari perancangan strategi pengendalian risiko, komunikasi K3, pengawasan izin kerja, pengukuran faktor bahaya, pengelolaan P3K, tanggap darurat, APD, program kesehatan kerja, dokumentasi K3, dan penerapan manajemen risiko K3. Dapatkan sertifikasi resmi BNSP dan jadilah Teknisi K3 Umum yang kompeten dan efektif dalam menjaga keselamatan kerja.

 

Benefit Mengikuti Training Ini:

  • Sertifikasi Kompetensi BNSP: Raih sertifikasi Teknisi K3 Umum dari BNSP, bukti pengakuan resmi atas kompetensi teknis K3 Anda.

  • Keterampilan Teknis Praktis K3: Menguasai keterampilan operasional dalam implementasi K3, seperti melakukan pengukuran, pengawasan, dan pengelolaan program K3 di lapangan.

  • Pemahaman Sistem Manajemen K3: Memahami elemen-elemen kunci sistem manajemen K3 dan peran Teknisi K3 Umum dalam implementasinya.

  • Kontribusi Nyata pada K3 Perusahaan: Mampu berkontribusi secara efektif dalam meningkatkan kinerja K3 dan menciptakan budaya selamat di tempat kerja.

  • Peningkatan Karir: Meningkatkan peluang karir sebagai Teknisi K3 Umum yang bersertifikasi dan memiliki keahlian praktis.

  • Keamanan dan Kesehatan Kerja: Berperan aktif dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di lingkungan kerja.

  • Kepatuhan Regulasi: Memenuhi persyaratan kompetensi Teknisi K3 Umum sesuai standar dan peraturan K3.

  • Jaringan Profesional: Terhubung dengan sesama teknisi K3 dan instruktur berpengalaman di bidang K3.

 

Target Peserta:

  • Praktisi K3 (Safety Officer, Safety Supervisor, HSE Officer) Tingkat Pelaksana

  • Anggota Tim K3 yang Bertugas sebagai Teknisi K3 Umum

  • Supervisor Lini / Foreman yang Bertanggung Jawab atas Implementasi K3 di Area Kerja

  • Staf HR / GA yang Memiliki Tugas Tambahan di Bidang K3

  • Calon Teknisi K3 yang Ingin Mendapatkan Sertifikasi BNSP

  • Siapa saja yang ingin meningkatkan keterampilan teknis K3 dan berkarir sebagai Teknisi K3 Umum

 

Tujuan Training:

Setelah mengikuti training dan dinyatakan kompeten melalui uji sertifikasi BNSP, peserta mampu:

  1. Merancang strategi pengendalian risiko K3 di tempat kerja.

  2. Merancang sistem tanggap darurat.

  3. Melakukan komunikasi K3.

  4. Mengawasi pelaksanaan izin kerja.

  5. Melakukan pengukuran faktor bahaya di tempat kerja.

  6. Mengelola Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja (P3K) di tempat kerja.

  7. Mengelola tindakan tanggap darurat.

  8. Mengelola Alat Pelindung Diri (APD) di tempat kerja.

  9. Menerapkan program pelayanan kesehatan kerja.

  10. Mengelola sistem dokumentasi K3.

  11. Menerapkan manajemen risiko K3.

 

Silabus Training (Rincian Modul):

Modul 1: Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat Kerja

  • Prinsip Dasar Pengendalian Risiko K3: Hirarki Pengendalian Risiko (Eliminasi, Substitusi, Rekayasa Teknik, Administratif, APD), Penerapannya di Berbagai Jenis Industri.

  • Metode Identifikasi Bahaya di Tempat Kerja Secara Praktis: Inspeksi Rutin, Observasi Tugas, Checklist Bahaya, Pelaporan dari Pekerja, Analisis Data Insiden.

  • Teknik Penilaian Risiko Kualitatif Sederhana: Penggunaan Matriks Risiko, Penentuan Tingkat Risiko (Rendah, Sedang, Tinggi), Prioritisasi Risiko Berdasarkan Dampak dan Probabilitas.

  • Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Pengendalian Risiko yang Operasional: Jangka Pendek dan Jangka Panjang, Penentuan Aksi Konkret, Penanggung Jawab, Target Waktu, Indikator Keberhasilan.

  • Komunikasi Strategi Pengendalian Risiko kepada Pekerja di Tingkat Operasional: Briefing K3, Toolbox Meeting, Poster K3, Rambu Peringatan.

  • Contoh Studi Kasus Perancangan Strategi Pengendalian Risiko untuk Bahaya Umum di Tempat Kerja (Kebisingan, Bahan Kimia, Ergonomi, Bahaya Listrik Dasar).

Modul 2: Merancang Sistem Tanggap Darurat

  • Elemen Dasar Sistem Tanggap Darurat (Emergency Response Plan – ERP): Prosedur Evakuasi, Jalur Evakuasi, Titik Kumpul, Sistem Alarm Darurat, Tim Tanggap Darurat (ERT), Komunikasi Darurat, P3K Darurat.

  • Identifikasi Potensi Kondisi Darurat di Tempat Kerja yang Umum Terjadi: Kebakaran Kecil, Kebocoran Bahan Kimia Skala Kecil, Kecelakaan Kerja Ringan, Kondisi Medis Darurat.

  • Penyusunan Prosedur Tanggap Darurat Sederhana dan Praktis: Langkah-langkah Evakuasi, Prosedur Pemadaman Api Awal, Prosedur P3K Darurat, Prosedur Pelaporan Kondisi Darurat.

  • Pembentukan Tim Tanggap Darurat Tingkat Dasar di Tempat Kerja: Penunjukan Anggota Tim, Pelatihan Dasar Tim Tanggap Darurat (Pemadaman Api Ringan, P3K Dasar, Evakuasi).

  • Penyiapan Peralatan Tanggap Darurat Dasar: APAR Ringan, Kotak P3K, Tanda Evakuasi, Lampu Darurat.

  • Pelaksanaan Simulasi dan Latihan Tanggap Darurat Skala Kecil (Drill Evakuasi, Simulasi P3K Darurat).

  • Evaluasi dan Perbaikan Sistem Tanggap Darurat Berdasarkan Hasil Simulasi dan Latihan.

Modul 3: Melakukan Komunikasi K3

  • Teknik Komunikasi K3 yang Efektif di Tingkat Operasional: Bahasa yang Sederhana dan Jelas, Visualisasi Pesan K3, Demonstrasi Praktis.

  • Penyampaian Informasi K3 Melalui Berbagai Media Komunikasi: Papan Pengumuman K3, Poster K3, Spanduk K3, Rambu K3, Leaflet K3, Media Sosial Internal (Jika Ada).

  • Pelaksanaan Toolbox Meeting / Safety Talk yang Efektif: Persiapan Materi Singkat dan Relevan, Teknik Penyampaian yang Menarik Perhatian, Sesi Tanya Jawab, Dokumentasi Pelaksanaan.

  • Penggunaan Media Visual dalam Komunikasi K3: Pembuatan Poster K3 Sederhana, Pemasangan Rambu K3 yang Tepat, Penggunaan Foto dan Video Pendek untuk Pesan K3.

  • Membangun Komunikasi Dua Arah dengan Pekerja: Menerima Umpan Balik K3 dari Pekerja, Menangani Keluhan K3, Mendorong Partisipasi Pekerja dalam Program K3.

  • Praktik Komunikasi K3: Simulasi Toolbox Meeting, Simulasi Penyampaian Instruksi K3, Simulasi Menangani Pertanyaan K3 dari Pekerja.

Modul 4: Mengawasi Pelaksanaan Izin Kerja

  • Prosedur Izin Kerja Aman (Permit to Work) yang Umum Diterapkan di Industri: Langkah-langkah Permohonan Izin Kerja, Proses Validasi Izin Kerja, Masa Berlaku Izin Kerja, Penutupan Izin Kerja.

  • Checklist Verifikasi Lapangan Sebelum Penerbitan Izin Kerja: Kondisi Area Kerja Aman, Peralatan Kerja Diperiksa, APD Tersedia dan Layak Pakai, Pekerja Kompeten.

  • Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Sesuai Izin Kerja di Lapangan: Memastikan Pekerjaan Dilakukan Sesuai Prosedur, Bahaya Terkendali, APD Digunakan dengan Benar, Kondisi Kerja Aman.

  • Tindakan Korektif Jika Ditemukan Ketidaksesuaian dengan Izin Kerja atau Bahaya Baru Muncul: Penghentian Pekerjaan, Koordinasi dengan Pengawas Pekerjaan, Penerbitan Izin Kerja Revisi (Jika Diperlukan).

  • Pencatatan dan Pelaporan Pelaksanaan Izin Kerja: Logbook Izin Kerja, Laporan Harian Pelaksanaan Izin Kerja, Identifikasi Kendala dan Tantangan dalam Pelaksanaan Izin Kerja.

  • Simulasi Pengawasan Pelaksanaan Izin Kerja untuk Berbagai Jenis Pekerjaan Berisiko di Tempat Kerja.

Modul 5: Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja

  • Penggunaan Alat Ukur Faktor Bahaya Fisika yang Praktis dan Mudah Digunakan: Sound Level Meter Digital, Lux Meter Digital, Alat Ukur Suhu Ruangan Digital, CO Meter Portable (Jika Relevan).

  • Prosedur Pengukuran Kebisingan di Tempat Kerja: Pemetaan Kebisingan, Pengukuran Tingkat Kebisingan Pribadi (Personal Noise Exposure), Penggunaan Aplikasi Sound Level Meter di Smartphone (Sebagai Tambahan).

  • Prosedur Pengukuran Pencahayaan di Tempat Kerja: Pengukuran Pencahayaan Umum, Pengukuran Pencahayaan Lokal di Area Kerja Tertentu, Pengukuran Tingkat Pencahayaan Alami dan Buatan.

  • Prosedur Pengukuran Suhu Ruangan di Tempat Kerja: Pengukuran Suhu di Berbagai Area Kerja, Pengukuran Kelembaban (Jika Diperlukan).

  • Pencatatan dan Pelaporan Hasil Pengukuran Faktor Bahaya Fisika: Format Laporan Sederhana, Grafik dan Diagram (Jika Memungkinkan), Interpretasi Hasil Pengukuran Terhadap Nilai Ambang Batas (NAB).

  • Tindak Lanjut Hasil Pengukuran Faktor Bahaya Fisika: Rekomendasi Pengendalian (Jika Melebihi NAB), Monitoring Berkala, Pelaporan kepada Pihak Terkait.

  • Praktik Pengukuran Kebisingan, Pencahayaan, dan Suhu di Lingkungan Training dengan Menggunakan Alat Ukur yang Tersedia.

Modul 6: Mengelola Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja (P3K) di Tempat Kerja

  • Prinsip Dasar P3K di Tempat Kerja: Prioritas Penanganan, Prosedur DRSABCD (Danger, Response, Shout for Help, Airway, Breathing, Circulation, Disability), Batasan P3K.

  • Penanganan Kondisi Darurat Medis yang Umum Terjadi di Tempat Kerja: Pingsan, Patah Tulang, Luka Bakar Ringan, Luka Sayat, Terkilir, Keracunan Ringan.

  • Prosedur P3K untuk Kondisi Darurat Medis: Penanganan Pingsan (Posisi Pemulihan), Penanganan Patah Tulang (Pembidaian Sederhana), Penanganan Luka Bakar Ringan (Pendinginan dengan Air Mengalir), Penanganan Luka Sayat (Pembersihan Luka, Perban), Penanganan Terkilir (Kompres Dingin, Istirahat).

  • Isi Standar Kotak P3K dan Penggunaannya: Perban, Kasa Steril, Plester, Gunting, Pinset, Alkohol Swab, Betadine, Oralit, Buku Panduan P3K.

  • Prosedur Evakuasi Korban Kecelakaan Kerja ke Fasilitas Kesehatan Terdekat: Memanggil Ambulans, Memberikan Informasi Penting kepada Petugas Medis, Mengantar Korban ke Klinik/Rumah Sakit.

  • Praktik Simulasi P3K untuk Berbagai Kondisi Darurat Medis di Tempat Kerja dengan Menggunakan Peralatan P3K yang Tersedia.

Modul 7: Mengelola Tindakan Tanggap Darurat

  • Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran Tingkat Awal: Identifikasi Kebakaran Awal, Penggunaan APAR Ringan (PASS – Pull, Aim, Squeeze, Sweep), Prosedur Evakuasi Jika Api Tidak Terkendali, Memanggil Pemadam Kebakaran.

  • Prosedur Tanggap Darurat Kebocoran Bahan Kimia Skala Kecil: Identifikasi Jenis Bahan Kimia, Penggunaan APD Darurat (Masker, Sarung Tangan), Isolasi Area Kebocoran, Ventilasi Area, Pembersihan Tumpahan (Jika Memungkinkan dan Aman), Pelaporan Kebocoran.

  • Prosedur Evakuasi Darurat dari Gedung/Area Kerja: Rute Evakuasi, Titik Kumpul, Prosedur Penghitungan Keberadaan Pekerja, Komunikasi Selama Evakuasi.

  • Peran Operator K3 Umum dalam Tindakan Tanggap Darurat: Memberikan Peringatan Dini, Membantu Evakuasi Pekerja, Memberikan P3K Darurat (Jika Kompeten), Berkomunikasi dengan Tim Tanggap Darurat yang Lebih Besar.

  • Nomor Telepon Darurat Penting yang Harus Diketahui dan Mudah Diakses: Pemadam Kebakaran, Ambulans, Polisi, Rumah Sakit Terdekat, Kontak Darurat Perusahaan.

  • Praktik Simulasi Penggunaan APAR Ringan dan Simulasi Evakuasi Sederhana.

Modul 8: Mengelola Alat Pelindung Diri (APD) di Tempat Kerja

  • Proses Pengadaan APD yang Efektif: Identifikasi Kebutuhan APD Berdasarkan Penilaian Risiko, Pemilihan Supplier APD yang Terpercaya, Proses Pembelian dan Penerimaan APD, Penyimpanan APD yang Benar.

  • Sistem Distribusi APD kepada Pekerja: Penentuan Jenis dan Ukuran APD yang Tepat untuk Setiap Pekerja, Prosedur Permintaan dan Pengambilan APD, Pencatatan Distribusi APD.

  • Program Inspeksi APD Rutin: Jadwal Inspeksi, Checklist Inspeksi APD, Penanggung Jawab Inspeksi, Tindak Lanjut Hasil Inspeksi (Perbaikan/Penggantian APD Rusak).

  • Program Perawatan dan Pemeliharaan APD: Prosedur Pembersihan APD, Prosedur Penyimpanan APD, Jadwal Penggantian APD Berkala (Sesuai Masa Pakai APD).

  • Penggantian APD yang Rusak atau Tidak Layak Pakai: Prosedur Pelaporan APD Rusak, Proses Penggantian APD Baru, Pemusnahan APD Bekas/Rusak (Jika Diperlukan).

  • Evaluasi Efektivitas Program Pengelolaan APD: Monitoring Tingkat Ketersediaan APD, Tingkat Penggunaan APD oleh Pekerja, Tingkat Kerusakan/Kehilangan APD, Umpan Balik dari Pekerja.

  • Praktik Simulasi Pengelolaan APD: Proses Pengadaan, Distribusi, Inspeksi, dan Perawatan APD di Tempat Kerja.

Modul 9: Menerapkan Program Pelayanan Kesehatan Kerja

  • Implementasi Program Pemeriksaan Kesehatan Kerja di Tingkat Operasional: Sosialisasi Jadwal dan Prosedur Pemeriksaan Kesehatan, Koordinasi Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan dengan Klinik/Rumah Sakit, Pendataan Pekerja yang Mengikuti Pemeriksaan Kesehatan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Kesehatan.

  • Implementasi Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja Tingkat Dasar: Kampanye Gaya Hidup Sehat (Poster, Leaflet), Senam Pagi Bersama, Penyediaan Air Bersih dan Makanan Bergizi di Tempat Kerja, Program Pencegahan Penyakit Menular Sederhana (Vaksinasi Flu, Sosialisasi Kebersihan Tangan).

  • Pengelolaan Kotak P3K di Tempat Kerja: Penempatan Kotak P3K di Lokasi Strategis, Pemeriksaan Isi Kotak P3K Berkala, Penggantian Isi Kotak P3K yang Kadaluarsa atau Habis, Pencatatan Penggunaan Isi Kotak P3K.

  • Penyediaan Fasilitas Kesehatan Kerja Dasar di Tempat Kerja: Ruang P3K Sederhana (Jika Diperlukan), Tempat Istirahat yang Layak, Toilet Bersih, Air Minum Bersih.

  • Pelaporan dan Dokumentasi Program Pelayanan Kesehatan Kerja: Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan, Catatan Penggunaan Kotak P3K, Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan.

  • Evaluasi Efektivitas Program Pelayanan Kesehatan Kerja Tingkat Dasar: Umpan Balik dari Pekerja, Data Penggunaan Fasilitas P3K, Data Kehadiran Kerja (Sebagai Indikator Kesehatan Pekerja).

Modul 10: Mengelola Sistem Dokumentasi K3

  • Jenis-jenis Dokumen K3 yang Umum Dikelola oleh Operator K3 Umum: Daftar Hadir Toolbox Meeting, Checklist Inspeksi K3 Sederhana, Logbook Izin Kerja, Laporan Pengukuran Faktor Bahaya Sederhana, Catatan Distribusi APD, Catatan Penggunaan Kotak P3K, Laporan Kegiatan Promosi K3.

  • Sistem Penyimpanan Dokumen K3 yang Sederhana dan Teratur: Filing Kabinet, Folder Digital (Jika Ada), Penamaan File yang Konsisten, Akses Dokumen yang Mudah.

  • Pengendalian Dokumen K3 Sederhana: Versi Dokumen Terbaru, Dokumen Kadaluarsa Dipisahkan, Prosedur Revisi Dokumen Sederhana (Jika Diperlukan).

  • Penggunaan Checklist K3 Digital (Jika Ada): Aplikasi Checklist K3 di Smartphone/Tablet, Pengumpulan Data Lapangan Secara Digital, Pelaporan Hasil Checklist Secara Otomatis.

  • Pelaporan Kinerja K3 Tingkat Dasar: Statistik Kecelakaan Kerja Sederhana (Jumlah Kecelakaan, Frekuensi Kecelakaan), Data Penggunaan APD (Jika Ada Sistem Pencatatan), Data Partisipasi dalam Program K3 (Toolbox Meeting, Pelatihan K3).

  • Pemanfaatan Data Dokumentasi K3 untuk Peningkatan Kinerja K3: Identifikasi Tren Negatif, Area Perbaikan, Prioritisasi Program K3 Selanjutnya.

  • Praktik Pengelolaan Dokumen K3 Sederhana: Pengisian Checklist Inspeksi, Pembuatan Laporan Sederhana, Penyimpanan Dokumen Digital dan Hardcopy.

Modul 11: Menerapkan Manajemen Risiko K3

  • Implementasi Proses Manajemen Risiko K3 Tingkat Operasional: Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Secara Rutin di Area Kerja, Partisipasi Pekerja dalam Proses Identifikasi dan Penilaian Risiko, Penggunaan Format Identifikasi Risiko dan Penilaian Risiko yang Sederhana.

  • Penggunaan Matriks Risiko Sederhana untuk Menentukan Tingkat Risiko dan Prioritas Pengendalian: Pemetaan Risiko Visual, Diskusi Risiko dengan Tim Kerja, Penentuan Tingkat Risiko Bersama.

  • Implementasi Rencana Pengendalian Risiko Tingkat Operasional: Penjadwalan Tindakan Pengendalian, Koordinasi dengan Pihak Terkait untuk Implementasi Pengendalian, Pemantauan Pelaksanaan Pengendalian Risiko.

  • Pemantauan dan Review Efektivitas Pengendalian Risiko di Lapangan: Inspeksi Rutin, Observasi Perilaku Pekerja, Umpan Balik dari Pekerja, Evaluasi Data Insiden Setelah Implementasi Pengendalian.

  • Pelaporan dan Komunikasi Hasil Manajemen Risiko K3 Tingkat Operasional: Laporan Bulanan Manajemen Risiko, Penyampaian Hasil Manajemen Risiko dalam Rapat K3, Sosialisasi Hasil Manajemen Risiko kepada Pekerja.

  • Peningkatan Berkelanjutan Sistem Manajemen Risiko K3 Tingkat Operasional: Pembelajaran dari Insiden dan Nearmiss, Review Berkala Proses Manajemen Risiko, Adaptasi Terhadap Perubahan Kondisi Kerja dan Proses Kerja Baru.

  • Praktik Simulasi Proses Manajemen Risiko K3 Tingkat Operasional: Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian Risiko, Pemantauan Pengendalian Risiko pada Skenario Kerja Sederhana.

 

Metode Training:

  • Presentasi Interaktif & Diskusi Ringkas

  • Demonstrasi Praktis Langkah-langkah K3

  • Simulasi Peran & Studi Kasus Sederhana

  • Latihan Penggunaan Alat Ukur Dasar & APD

  • Sesi Tanya Jawab & Sharing Pengalaman

  • Video Ilustrasi & Contoh Implementasi K3

 

Durasi Training:

  • 3 Hari Efektif

    • 2 Hari Materi Training & Praktik

    • 1 Hari Uji Kompetensi BNSP

 

Evaluasi Training & Sertifikasi:

  • Pre-test dan Post-test: Mengukur pemahaman materi dasar K3 sebelum dan sesudah training.

  • Evaluasi Formatif: Penilaian partisipasi aktif, diskusi kelompok, simulasi, dan latihan praktik selama training.

  • Uji Kompetensi BNSP:

    • Uji Tertulis: Pilihan ganda (menguji pengetahuan dasar K3 Umum, prinsip pengendalian risiko, prosedur K3 operasional, dan peran Teknisi K3 Umum).

    • Uji Praktek/Observasi: Demonstrasi keterampilan melakukan komunikasi K3, pengawasan izin kerja (simulasi sederhana), pengukuran faktor bahaya dasar (simulasi), penggunaan APD, dan identifikasi risiko sederhana (dinilai oleh Asesor BNSP).

  • Kuesioner Evaluasi Training: Umpan balik dari peserta untuk peningkatan kualitas training.

 

Sertifikasi:

  • Sertifikat Kompetensi BNSP: Diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) bagi peserta yang dinyatakan KOMPETEN dalam uji kompetensi Teknisi K3 Umum.

  • Sertifikat Kehadiran Training: Diterbitkan oleh Sentras Consulting bagi peserta yang telah mengikuti training (opsional, tanpa sertifikasi BNSP).

 

Profil Instruktur/Fasilitator:

Training ini akan difasilitasi oleh instruktur yang berpengalaman dalam memberikan pelatihan K3 tingkat teknis dan operasional, memiliki sertifikasi K3 yang relevan (Ahli K3 Umum atau setara), dan memiliki pengalaman praktis dalam implementasi K3 di berbagai industri. Instruktur memiliki kemampuan komunikasi yang baik, interaktif, dan mampu menyampaikan materi secara sederhana, aplikatif, dan mudah dipahami oleh peserta dengan latar belakang teknis.

 

Opsi Pelaksanaan Training:

  • Offline (Klasikal & Workshop Praktik):

    • Lokasi: Ruang training Sentras Consulting atau lokasi yang representatif (hotel/pusat pelatihan K3 dengan fasilitas workshop praktik).

    • Fasilitas: Ruang kelas, peralatan training (proyektor, sound system, whiteboard, flipchart), studi kasus, modul training, alat ukur dasar, contoh APD, peralatan simulasi P3K, coffee break, makan siang.

  • In-House Training (Praktis & Berbasis Lokasi Kerja): Pelatihan sangat direkomendasikan untuk in-house di lokasi perusahaan, dengan penyesuaian studi kasus, contoh implementasi, dan praktik langsung di area kerja perusahaan.

  • Online : Training dan sertifikasi secara online menggunakan aplikasi zoom.

 

FAQ (Frequently Asked Questions):

  1. Apa perbedaan sertifikasi Operator K3 Umum dan Teknisi K3 Umum BNSP?

    • Sertifikasi Operator K3 Umum adalah tingkat dasar, fokus pada awareness dan basic skills K3. Sertifikasi Teknisi K3 Umum adalah tingkat menengah, fokus pada technical skills dan operational implementation K3 yang lebih mendalam.

  2. Mengapa sertifikasi Teknisi K3 Umum BNSP penting untuk praktisi K3 di lapangan?

    • Sertifikasi Teknisi K3 Umum BNSP adalah pengakuan resmi atas kompetensi teknis K3 yang dibutuhkan praktisi K3 di lapangan, meningkatkan kredibilitas, peluang karir, dan efektivitas dalam implementasi K3 di tempat kerja.

  3. Apa saja persyaratan untuk mengikuti sertifikasi Teknisi K3 Umum BNSP?

    • Persyaratan umum biasanya meliputi pendidikan minimal SMK/SMA (diutamakan D3/S1), pengalaman kerja di bidang K3 (diutamakan), dan mengikuti training Teknisi K3 Umum. Syarat spesifik dapat dilihat pada skema sertifikasi BNSP terbaru.

  4. Bagaimana proses uji kompetensi Teknisi K3 Umum BNSP? Lebih sulit dari Operator K3 Umum?

    • Uji kompetensi Teknisi K3 Umum BNSP lebih menekankan pada uji praktek/demonstrasi keterampilan teknis K3 dibandingkan Operator K3 Umum. Uji tertulis juga lebih mendalam dan aplikatif. Tingkat kesulitan lebih tinggi dari Operator K3 Umum, namun masih dalam level teknis menengah.

  5. Berapa lama masa berlaku sertifikasi Teknisi K3 Umum BNSP?

    • Masa berlaku sertifikasi BNSP umumnya 3 tahun. Setelah masa berlaku habis, sertifikasi perlu diperpanjang (resertifikasi) melalui proses yang ditetapkan BNSP.

  6. Apakah training ini menjamin lulus sertifikasi Teknisi K3 Umum BNSP?

    • Training ini dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan teknis K3 yang dibutuhkan untuk lulus uji kompetensi BNSP. Namun, kelulusan sertifikasi tetap bergantung pada hasil uji kompetensi yang dilakukan oleh Asesor BNSP. Sentras Consulting akan memberikan dukungan maksimal agar peserta dapat lulus.

  7. Berapa biaya training dan sertifikasi Teknisi K3 Umum BNSP ini?

    • Informasi biaya training dan sertifikasi dapat dilihat di halaman pendaftaran atau menghubungi tim Sentras Consulting. Biaya biasanya mencakup biaya training, materi training, uji kompetensi BNSP, dan sertifikat (jika lulus).

  8. Bagaimana cara mendaftar training ini?

    • Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui website Sentras Consulting atau menghubungi kontak yang tertera.

  9. Apakah ada diskon untuk pendaftaran grup?

    • Ya, Sentras Consulting biasanya menawarkan diskon khusus untuk pendaftaran grup dengan jumlah peserta tertentu. Hubungi tim kami untuk informasi lebih lanjut.

  10. Apakah training ini bisa dilaksanakan in-house di perusahaan?

    • Ya, kami menyediakan opsi in-house training yang sangat direkomendasikan untuk efektivitas dan customization materi sesuai kebutuhan perusahaan.

Daftarkan diri Anda atau tim Anda sekarang!

Tingkatkan Skill & Kompetensi Anda Sekarang!

Perlu bantuan dan diskusi lebih lanjut?
Account Executive kami siap membantu.

Training Lainnya :

WhatsApp
Devani

Devani (Online)

Account Executive

Chat via WhatsApp
Sisy

Sisy (Online)

Account Executive

Chat via WhatsApp
Hadi

Hadi (Online)

Account Executive

Chat via WhatsApp