Crisis Management & Media Relations Simulation For The Maritime Industry(Mengelola Krisis & Hubungan Media di Industri Maritim: Pelayaran, Pelabuhan & Logistik)
(Strategi Respons Cepat, Komunikasi Transparan, dan Keterampilan Media di Tengah Krisis Kompleks Sektor Maritim)

Deskripsi Singkat Training Crisis Management & Media Relations Simulation For The Maritime Industry:

Industri maritim – meliputi pelayaran, logistik pelabuhan, dan operasional lepas pantai – beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompleks, berisiko tinggi, dan sangat diawasi, di mana setiap insiden – dari kecelakaan kapal, tumpahan minyak, insiden keamanan di pelabuhan, hingga isu kru atau pelanggaran regulasi – dapat dengan cepat berkembang menjadi krisis besar yang berdampak masif pada operasional, reputasi, hingga lisensi sosial untuk beroperasi (Social License to Operate – SLO). Risiko lingkungan, insiden operasional skala besar di laut atau darat, konflik sosial dengan komunitas pesisir, hingga isu keselamatan pelaut adalah tantangan komunikasi yang unik bagi sektor ini. Training “Crisis Management & Media Relations Simulation For The Maritime Industry” ini dirancang untuk membekali Anda dengan kerangka kerja komprehensif, strategi respons cepat yang disesuaikan industri, dan keterampilan praktis dalam berinteraksi dengan berbagai stakeholder kritis, termasuk media, regulator maritim, pemerintah, dan komunitas. Anda akan belajar bagaimana mengidentifikasi potensi krisis, menyusun rencana komunikasi yang tangguh, merumuskan pesan kunci yang tepat, dan yang terpenting, melalui sesi simulasi wawancara media yang intensif dan realistis, Anda akan menguasai teknik menyampaikan pesan di bawah tekanan untuk melindungi aset, nilai, dan reputasi perusahaan Anda di tengah badai.

Benefit Mengikuti Training Ini:

  • Kesiapsiagaan Krisis Industri Maritim: Mampu mengidentifikasi potensi krisis spesifik maritim dan menyusun rencana komunikasi proaktif.

  • Respons Cepat & Tepat: Menguasai strategi dan prosedur untuk merespons krisis dengan cepat dan efektif, sesuai konteks operasional laut dan darat.

  • Pesan Konsisten & Empatis: Merumuskan pesan kunci yang jelas, konsisten, dan sensitif terhadap isu keselamatan pelaut, lingkungan laut, dan dampak sosial.

  • Wawancara Media Unggul: Meningkatkan keterampilan menghadapi wawancara media (TV, Radio, Online, Spesialis Maritim) dengan percaya diri dan kontrol, khususnya terkait insiden laut/pelabuhan.

  • Atasi Tekanan Stakeholder: Mengelola tekanan dari regulator (Kementerian Perhubungan, IMO, Flag State), pemilik kapal/kargo, serikat pekerja, NGO lingkungan, dan media dengan komunikasi yang strategis.

  • Jaga Kepercayaan Publik & Operasional: Meminimalkan disrupsi operasional, menjaga kepercayaan publik, dan memastikan kelangsungan layanan maritim.

  • Kepatuhan Regulasi: Memastikan komunikasi krisis selaras dengan persyaratan kepatuhan dari otoritas maritim nasional/internasional (IMO, SOLAS, MARPOL).

  • Manajemen Informasi Akurat: Memahami cara mengelola dan menyajikan informasi teknis navigasi/operasional yang kompleks kepada publik awam.

  • Kolaborasi Lintas Fungsi: Meningkatkan sinergi tim internal (Operasional Kapal/Darat, HSE, Keamanan, Teknis, Hukum, Komunikasi, HR) dalam penanganan krisis.

Target Peserta:

  • Manajer Senior, Kepala Departemen, Direktur, General Managers di Perusahaan Pelayaran, Operator Pelabuhan, Logistik Maritim.

  • Nakhoda/Kapten Kapal, Chief Engineer, Marine Superintendent.

  • Manajer/Staf Komunikasi Korporat, Public Relations (PR), Government Relations.

  • Manajer/Staf HSSE (Health, Safety, Security, Environment).

  • Manajer/Staf Hubungan Komunitas & CSR di wilayah pesisir.

  • Manajer/Staf Legal & Kepatuhan (Compliance).

  • Tim Respons Insiden (Incident Response Team) / Tim Manajemen Krisis (Crisis Management Team) perusahaan maritim.

  • Juru Bicara Perusahaan (Corporate Spokesperson) di sektor Maritim.

  • Siapa saja yang berpotensi menjadi juru bicara atau terlibat dalam penanganan komunikasi krisis di organisasi sektor Maritim.

Tujuan Training:

Setelah mengikuti training ini, peserta diharapkan mampu:

  • Memahami definisi, jenis, dan siklus krisis spesifik industri maritim, serta potensi dampak masifnya pada operasional dan reputasi.

  • Merumuskan rencana komunikasi krisis yang komprehensif, proaktif, dan terstruktur sesuai konteks operasional laut dan pelabuhan.

  • Membentuk dan mengaktifkan Tim Manajemen Krisis (CMT) dan Tim Komunikasi Krisis (CCT) yang efektif, termasuk peran kunci dari personel operasional/teknis.

  • Mengidentifikasi stakeholder kunci (pelaut/kru, keluarga, pemilik kapal/kargo, regulator maritim, KNKT Maritim, NGO, media, komunitas pesisir) dan merumuskan pesan yang relevan dan strategis untuk setiap kelompok.

  • Memahami peran dan batasan otoritas investigasi (misalnya, KNKT Maritim, Ditjen Perhubungan Laut) dan aparat penegak hukum dalam konteks krisis, serta prinsip komunikasi yang sesuai.

  • Menguasai teknik persiapan sebelum wawancara media, termasuk riset mendalam tentang insiden teknis, keselamatan pelaut, lingkungan, dan aspek hukum maritim.

  • Menerapkan keterampilan wawancara media yang efektif (olah vokal, bahasa tubuh, kontak mata, bridging, hooking) di bawah tekanan tinggi, khususnya untuk menjelaskan isu kompleks.

  • Menangani pertanyaan sulit, spekulatif, dan provokatif dari media terkait penyebab insiden, dampak lingkungan, atau tanggung jawab hukum.

  • Melakukan pemantauan media, media sosial, dan sentimen komunitas/publik selama krisis, serta mengevaluasi efektivitas komunikasi.

  • Mengelola komunikasi tentang isu keselamatan pelayaran, keamanan maritim, lingkungan laut, dan penanganan korban/korban jiwa dengan transparansi dan empati.

  • Menyusun rencana aksi pribadi untuk menghadapi dan mengelola komunikasi krisis di organisasi sektor Maritim.

Silabus Training (Rincian Modul):

Modul 1: Fondasi Komunikasi Krisis di Sektor Maritim

  • Sesi 1.1: Memahami Krisis Industri Maritim: Risiko Unik dan Dampak Multi-Dimensi

    • Definisi Krisis, Insiden, dan Masalah dalam Konteks Operasional Pelayaran dan Pelabuhan.

    • Jenis-jenis Krisis Khas Industri Maritim: Kecelakaan Kapal (Kandai, Tabrakan, Karam, Kebakaran), Tumpahan Minyak/Bahan Berbahaya, Pembajakan/Ancaman Keamanan, Gangguan Operasional Pelabuhan (IT Down, Kebakaran), Isu Kru (Mutiny, Abandonment, Safety Violations), Cargo Damage/Loss, Skandal Reputasi.

    • Dampak Multidimensi Krisis: Keselamatan Jiwa (Pelaut, Penumpang), Lingkungan Laut, Gangguan Perdagangan Global, Kerugian Finansial Masif, Kerusakan Reputasi Internasional, Lisensi Sosial untuk Beroperasi (SLO), Sanksi Regulasi dan Hukum.

  • Sesi 1.2: Peran Komunikasi Krisis Proaktif & Strategis di Industri Maritim

    • Mengapa Kecepatan, Akurasi, Konsistensi, dan Transparansi adalah Kunci dalam Sektor yang Sangat Terbuka dan Sensitif Ini.

    • Manfaat Strategis Komunikasi Krisis yang Matang: Perlindungan Pelaut/Aset, Kelangsungan Operasional, Pemulihan Kepercayaan Publik dan Regulator.

  • Sesi 1.3: Pembentukan & Aktivasi Tim Manajemen Krisis (CMT) & Tim Komunikasi Krisis (CCT)

    • Peran dan Tanggung Jawab Anggota CMT/CCT (Juru Bicara, Operasional Kapal/Darat, HSSE, Legal, Komunikasi, Hubungan Komunitas, HR/Pelaut).

    • Mekanisme Aktivasi Tim dan Rantai Komando Darurat (Command Center/Vessel-Shore Liaison).

    • Kualifikasi Juru Bicara Industri Maritim: Pengetahuan Teknis (Vessel, Operasi), Empati (Korban), Tenang di Bawah Tekanan, Kredibilitas Tinggi.

Modul 2: Perencanaan Komunikasi Krisis yang Dikustomisasi Industri Maritim

  • Sesi 2.1: Audit Risiko Komunikasi & Identifikasi Skenario Krisis Maritim

    • Melakukan Pre-Mortem: Membayangkan Skenario Krisis Terburuk Spesifik Maritim (misalnya, tumpahan minyak besar, kecelakaan kapal dengan korban, ancaman keamanan di kapal/pelabuhan, kerusakan kargo bernilai tinggi).

    • Identifikasi Area Rentan Organisasi (Jenis Kapal, Rute, Pelabuhan) dan Risiko yang Berpotensi Menjadi Krisis Komunikasi.

    • Pentingnya Database Stakeholder Kunci: Pelaut & Keluarga, Pemilik Kapal, Pemilik Kargo, Insurers (P&I Clubs), Regulator Maritim (Kementerian Perhubungan, IMO, Flag State), Badan Investigasi (KNKT Maritim), Otoritas Pelabuhan, KSOP, VTS, SAR, NGO Lingkungan, Komunitas Pesisir Terdampak, Media Nasional/Internasional/Spesialis Maritim, Investor.

  • Sesi 2.2: Merumuskan Rencana Komunikasi Krisis (CCP) yang Kokoh & Adaptif

    • Komponen CCP: Tim CCT, Protokol Respons Darurat (Emergency Response Protocol), Pesan Kunci, Saluran Komunikasi (Termasuk Komunikasi Satelit/Onboard), Dokumentasi, Prosedur Pembaruan Informasi.

    • Penyusunan Template Pernyataan Awal (Holding Statement) untuk Berbagai Skenario Krisis Maritim (misalnya, terkait insiden di laut, insiden di pelabuhan).

    • Workshop Praktik: Penyusunan Elemen Dasar CCP untuk Skenario Krisis Maritim.

  • Sesi 2.3: Mengidentifikasi & Menargetkan Stakeholder Kritis Industri Maritim

    • Prioritasi Audiens: Pelaut & Keluarga, Penumpang (jika kapal penumpang), Keluarga Korban, Regulator, Aparat Penegak Hukum, Media, Investor, Mitra Bisnis, Komunitas Terdampak, Publik Umum.

    • Merumuskan Pesan Kunci yang Jelas, Konsisten, Empatis, Akurat, dan Akuntabel untuk Setiap Audiens, dengan fokus pada keselamatan jiwa dan perlindungan lingkungan.

    • Prinsip “Tell It All, Tell It Fast, Tell It First” dalam Konteks Industri Maritim yang Sensitif dan Diatur Ketat.

Modul 3: Eksekusi Komunikasi Krisis: Respons Cepat & Terukur

  • Sesi 3.1: Protokol Respons Awal & Komunikasi Internal (Kapal & Darat) Saat Krisis

    • Langkah-langkah Pertama: Verifikasi Insiden (Vessel-to-Shore Communication), Notifikasi Internal (Pelaut, Personel Darat), Aktivasi Tim.

    • Komunikasi Internal: Menjaga Pelaut dan Karyawan Shore-based Terinformasi dan Terlibat sebagai Duta Informasi yang Akurat.

    • Mengeluarkan Pernyataan Awal (Holding Statement) Sesuai Standar Industri Maritim dan Regulasi.

  • Sesi 3.2: Memilih Saluran Komunikasi Krisis & Kontrol Informasi yang Terintegrasi

    • Saluran Internal (Komunikasi Satelit, Vessel-to-Shore, Intranet, Group Chat Darurat).

    • Saluran Eksternal (Press Release, Press Conference, Media Sosial, Website, Hotline Keluarga Korban/Penumpang, Kanal Regulator Maritim).

    • Mengintegrasikan Pesan Lintas Saluran untuk Konsistensi dan Memitigasi Misinformasi.

  • Sesi 3.3: Media Monitoring, Social Listening & Manajemen Sentimen Publik/Komunitas Pesisir

    • Pentingnya Memantau Berita, Media Sosial, dan Percakapan Online terkait Isu Maritim.

    • Menganalisis Isu, Tren, dan Sentimen Negatif/Positif dari Publik, Komunitas, Media, dan Regulator.

    • Tools Media Monitoring Spesifik Industri (jika ada) dan Analisis Data Sentimen.

Modul 4: Menghadapi Media & Stakeholder Kritis di Sektor Maritim

  • Sesi 4.1: Peran Juru Bicara Industri Maritim & Persiapan Kritis Sebelum Wawancara

    • Kualifikasi Juru Bicara: Kredibilitas, Pengetahuan Teknis (Navigasi, Mesin, Kargo), Empati Sosial, Tenang di Bawah Tekanan, Kredibilitas Tinggi di Industri.

    • Riset Mendalam tentang Insiden, Prosedur Keselamatan/Keamanan Maritim (ISM Code, ISPS Code), Investigasi, dan Riwayat Perusahaan/Industri.

    • Latihan Menyusun Poin-poin Pesan Kunci yang Ringkas, Jelas, dan Berfokus pada Keselamatan Jiwa/Lingkungan (3-5 Poin).

    • Antisipasi Pertanyaan Sulit (Q&A Mapping) terkait Penyebab, Tanggung Jawab Hukum, Korban, Penanganan Lingkungan, dan Dampak Finansial/Operasional.

  • Sesi 4.2: Teknik Komunikasi Kritis dalam Wawancara Media & Pernyataan Publik

    • “Bridging”: Menjawab Pertanyaan dan Kembali ke Pesan Kunci Strategis Perusahaan.

    • “Hooking”: Menarik Perhatian Jurnalis ke Poin Penting yang Ingin Disampaikan.

    • “Flagging”: Memberi Sinyal Pentingnya Sebuah Informasi.

    • Menghindari Jargon Teknis Maritim yang Sulit Dipahami Publik (Simplifikasi Bahasa & Analogi).

    • Mengelola Bahasa Tubuh, Ekspresi Wajah, dan Olah Vokal untuk Kredibilitas dan Empati.

  • Sesi 4.3: Menangani Pertanyaan Sulit, Spekulatif, & Provokatif Industri Maritim

    • Respons Cerdas Terhadap Pertanyaan tentang “Siapa yang Bertanggung Jawab?”, “Apa Penyebabnya?”, “Berapa Jumlah Korban?”, “Bagaimana Dampak Lingkungannya?”.

    • Merespons Tuduhan, Rumor, dan Spekulasi dengan Fakta dan Kebijaksanaan.

    • Menjelaskan Insiden Teknis yang Kompleks (misalnya, kegagalan mesin, kerusakan navigasi) kepada Audiens Awam.

    • Kapan Mengatakan “Informasi Belum Dapat Disampaikan” dan Kapan Mengarahkan ke Otoritas Investigasi (KNKT Maritim).

  • Sesi 4.4: Komunikasi dengan Pelaut & Keluarga Korban, Komunitas Pesisir, Serta Otoritas (Regulator, KSOP, VTS)

    • Prinsip Komunikasi yang Sensitif, Penuh Empati, dan Terkoordinasi untuk Pelaut, Penumpang, dan Keluarga Korban.

    • Mekanisme Pusat Informasi Keluarga (Family Assistance Center) jika relevan.

    • Komunikasi dengan Komunitas Pesisir Terdampak: Transparansi & Mekanisme Pengaduan (Grievance Mechanism).

    • Memahami Peran dan Protokol Komunikasi dengan Regulator Maritim (Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, VTS, KNKT Maritim).

Modul 5: Simulasi Komunikasi Krisis & Wawancara Media Spesifik Industri Maritim

  • Sesi 5.1: Simulasi Wawancara Media – Skenario 1 (One-on-One Interview)

    • Peserta Melakukan Wawancara Simulasi dengan Instruktur sebagai Jurnalis.

    • Skenario Krisis Khas Industri Maritim (misalnya, Insiden Operasional di Kapal/Pelabuhan, Gangguan Cuaca Ekstrem, Penundaan Pengiriman Kargo Besar, Isu Lingkungan Skala Kecil).

    • Fokus pada Penerapan Pesan Kunci, Teknik Bridging, dan Kontrol Komunikasi.

    • (Dilanjutkan di Sesi 5.2).

  • Sesi 5.2: Umpan Balik Konstruktif & Analisis Video Simulasi 1

    • Analisis Detail Performa Peserta (Konten, Delivery, Bahasa Tubuh, Penanganan Pertanyaan).

    • Identifikasi Kekuatan dan Area Peningkatan Spesifik Industri Maritim.

    • Umpan Balik dari Instruktur dan Rekan Peserta.

  • Sesi 5.3: Simulasi Wawancara Media – Skenario 2 (High-Stakes & Group Interview/Press Conference)

    • Skenario Krisis yang Lebih Kompleks dan Sensitif (misalnya, Kecelakaan Kapal dengan Korban Jiwa/Tumpahan Minyak Besar, Ancaman Keamanan Kapal/Pelabuhan, Skandal Audit Keselamatan, Penyelidikan Regulator).

    • Wawancara dengan Tekanan Tinggi, Pertanyaan Provokatif, dan Multi-Jurnalis.

    • (Dilanjutkan di Sesi 5.4).

  • Sesi 5.4: Umpan Balik Konstruktif & Analisis Video Simulasi 2

    • Analisis Mendalam Performa Peserta dalam Menangani Tekanan, Pertanyaan Kompleks, dan Berbagai Aspek Komunikasi di Situasi Krisis Paling Sulit.

    • Strategi Perbaikan Spesifik untuk Menjadi Juru Bicara yang Unggul di Industri Maritim.

    • Praktek Ulang Area Kritis.

Modul 6: Pasca-Krisis, Pengelolaan Reputasi & Rencana Aksi Maritim

  • Sesi 6.1: Pengelolaan Komunikasi Pasca-Krisis & Pemulihan Reputasi Industri Maritim

    • Strategi Membangun Kembali Kepercayaan Stakeholder (Pelaut, Keluarga, Komunitas, Regulator, Investor).

    • Komunikasi Berkelanjutan: Pembaruan Progres Investigasi, Implementasi Rekomendasi Keselamatan, Perbaikan Lingkungan, Solusi Jangka Panjang.

    • Peran Fungsi HSSE dan Hubungan Komunitas dalam Pemulihan Reputasi.

  • Sesi 6.2: Mengukur Dampak Krisis & Efektivitas Komunikasi di Sektor Maritim

    • Metrik Dampak Krisis (Kerugian Operasional, Saham, Sentimen Media/Publik/Komunitas, Sanksi Regulasi, Tingkat Kepercayaan Pelanggan).

    • KPI Komunikasi Krisis (Kecepatan Respons, Konsistensi Pesan, Tingkat Pengembalian Kepercayaan, Pengurangan Disrupsi Operasional).

    • Laporan Akhir Krisis & Lessons Learned (Pembelajaran) untuk Pencegahan di Masa Depan.

  • Sesi 6.3: Rencana Aksi Pribadi & Penutup

    • Merangkum Pembelajaran Kunci dan Sesi Tanya Jawab Mendalam.

    • Menyusun Rencana Aksi Konkret, Terukur, dan Bertarget Waktu untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Komunikasi Krisis & Keterampilan Wawancara Media di Organisasi Sektor Maritim Anda.

    • Menentukan Sumber Daya dan Dukungan yang Dibutuhkan (misalnya, Pelatihan Reguler, Tim Simulasi Internal, Review CCP, Protokol Lintas Fungsi).

    • Evaluasi Training dan Pesan Kunci untuk Menjadi Pemimpin yang Kompeten dalam Manajemen Krisis Industri Maritim.

Metode Training:

  • Presentasi Interaktif & Diskusi Kelompok Mendalam

  • Studi Kasus Krisis Komunikasi Nyata dari Industri Maritim (Global & Lokal), Termasuk Video/Audio/Dokumen Investigasi Jika Relevan (misalnya, kasus kecelakaan kapal, tumpahan minyak, atau insiden keamanan).

  • Intensif Sesi Simulasi Wawancara Media (dengan Video Recording opsional untuk feedback) dengan Skala Kesulitan dan Skenario Spesifik Industri Maritim.

  • Workshop Praktik: Penyusunan Rencana Komunikasi Krisis, Pembentukan Pesan Kunci (Keselamatan/Lingkungan/Operasional-focused), Pemetaan Q&A, Analisis Stakeholder Kritis Industri.

  • Analisis Performa Wawancara (Video Playback & Feedback).

  • Sesi Tanya Jawab Terbuka.

  • Pengembangan Rencana Aksi Pribadi yang Detail.

Durasi Training:

  • 3 Hari Efektif (Ideal untuk cakupan materi yang komprehensif, praktik simulasi intensif, dan penyesuaian khusus industri)

Evaluasi Training:

  • Pre-test dan Post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan komunikasi krisis serta wawancara media di industri Maritim.

  • Evaluasi Formatif: Penilaian partisipasi aktif dalam diskusi, kualitas workshop praktik, dan performa dalam simulasi wawancara media.

  • Penilaian Kualitas Rencana Aksi Pribadi yang disusun.

  • Kuesioner Evaluasi Training untuk mengukur kepuasan peserta dan umpan balik untuk perbaikan.

Sertifikasi:

  • Sertifikat Kehadiran Training: Diterbitkan oleh Sentras Consulting bagi peserta yang telah mengikuti Crisis Management & Media Relations Simulation For The Maritime Industry Training Program.

Profil Instruktur/Fasilitator:

Pelatihan ini akan dipandu oleh instruktur yang merupakan praktisi senior dan ahli di bidang Komunikasi Krisis, Public Relations, atau HSSE/Operasional Maritim, dengan pengalaman luas dalam menangani krisis perusahaan pelayaran/pelabuhan dan melatih juru bicara di sektor ini. Instruktur memiliki keahlian mendalam dalam strategi komunikasi krisis, media relations, public speaking, teknik wawancara media di bawah tekanan, serta pemahaman yang kuat tentang dinamika industri maritim, risiko operasional, isu keselamatan pelayaran, keamanan maritim, lingkungan laut, penanganan korban, dan regulasi dari otoritas maritim. Mampu menyampaikan materi secara terstruktur, relevan, dan memberikan wawasan praktis serta simulasi yang realistis dari pengalaman nyata.

Opsi Pelaksanaan Training:

  • Offline (Klasikal):

    • Lokasi: Ruang training Sentras Consulting atau hotel/venue representatif yang kondusif untuk diskusi mendalam, workshop, dan terutama, simulasi wawancara media yang realistis dengan set-up kamera/mikrofon.

    • Fasilitas: Ruang kelas yang nyaman, peralatan training (proyektor, sound system, whiteboard, flipchart, kamera video & peralatan simulasi media), studi kasus, modul training, coffee break, makan siang, training kit.

  • In-House Training: Pelatihan ini sangat sangat direkomendasikan untuk in-house di lokasi perusahaan klien (pelayaran, pelabuhan, logistik maritim), karena memungkinkan penyesuaian skenario krisis dan simulasi wawancara dengan konteks operasional, risiko, dan isu spesifik yang mungkin dihadapi organisasi (dengan menjaga kerahasiaan). Hal ini akan membuat pelatihan jauh lebih relevan, berdampak, dan memungkinkan diskusi tentang Protocol Respon Darurat (ERP) dan Komunikasi internal perusahaan.

  • Online Training (Interaktif): Training Crisis Management & Media Relations Simulation For The Maritime Industry dapat dilaksanakan secara efektif secara online menggunakan platform video conference interaktif dengan fitur rekaman dan breakout room untuk simulasi wawancara. Namun, efektivitas bahasa tubuh dan dinamika tekanan mungkin sedikit berkurang dibandingkan tatap muka di lingkungan simulasi yang lengkap. (Konsultasikan dengan tim Sentras Consulting untuk opsi ini).

FAQ (Frequently Asked Questions):

  • Siapa saja yang cocok mengikuti training ini?

    • Manajer senior, direktur, kepala departemen, manajer komunikasi/PR, HSSE, operasional kapal/darat, dan anggota tim respons krisis di perusahaan pelayaran, pelabuhan, dan logistik maritim.

  • Apa manfaat utama mengikuti training ini?

    • Peserta akan mampu merumuskan rencana komunikasi krisis yang disesuaikan industri maritim, mengelola respons cepat, menyusun pesan kunci yang sensitif, dan menguasai teknik menghadapi wawancara media di bawah tekanan untuk melindungi reputasi dan operasional.

  • Apakah training ini hanya teori?

    • Tidak, training ini sangat praktis, dengan penekanan kuat pada simulasi wawancara media intensif dan workshop penyusunan rencana yang relevan dengan skenario industri maritim, untuk memastikan peserta dapat langsung menerapkan keterampilan.

  • Metode training apa yang digunakan?

    • Metode interaktif, termasuk presentasi, diskusi, studi kasus spesifik industri, workshop praktik, dan yang terpenting, simulasi wawancara media intensif dengan umpan balik.

  • Berapa lama durasi training ini?

    • Durasi training ideal adalah 3 hari efektif, untuk mencakup kedalaman industri dan simulasi yang memadai.

  • Apakah ada sertifikat setelah mengikuti training ini?

    • Ya, peserta akan mendapatkan sertifikat kehadiran dari Sentras Consulting.

  • Apakah training ini bisa dilaksanakan secara online?

    • Ya, sangat efektif jika dilaksanakan secara online.

  • Bagaimana cara mendaftar training ini?

    • Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui website Sentras Consulting atau menghubungi kontak yang tertera.

  • Apakah ada diskon untuk pendaftaran grup?

    • Ya, tersedia diskon khusus untuk pendaftaran grup. Hubungi tim Sentras Consulting untuk informasi lebih lanjut.

    • Apa saja materi yang akan didapatkan peserta?

    • Peserta akan mendapatkan modul training lengkap (hardcopy/softcopy), template rencana komunikasi krisis yang disesuaikan industri, studi kasus, dan handout tambahan yang relevan.

Daftarkan diri Anda atau tim Anda sekarang!

Tingkatkan Skill & Kompetensi Anda Sekarang!

Perlu bantuan dan diskusi lebih lanjut?
Account Executive kami siap membantu.

Training Lainnya :

WhatsApp
Devani

Devani (Online)

Account Executive

Chat via WhatsApp
Ainul

Ainul (Online)

Account Executive

Chat via WhatsApp
Sisy

Sisy (Online)

Account Executive

Chat via WhatsApp
Hadi

Hadi (Online)

Account Executive

Chat via WhatsApp