
Deskripsi Singkat Training Crisis Management & Media Relations Simulation For The Airports And Airlines:
Industri penerbangan beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompleks, sensitif, dan berisiko tinggi, di mana setiap insiden – dari penundaan besar, gangguan sistem, hingga kecelakaan serius atau ancaman keamanan – dapat dengan cepat berkembang menjadi krisis global. Kemampuan untuk mengelola krisis secara efektif dan menghadapi sorotan media serta ekspektasi publik yang intens adalah keterampilan fundamental untuk menjaga keselamatan, operasional, dan reputasi maskapai maupun bandara. Training “Crisis Management & Media Relations Simulation For The Airports And Airlines” ini dirancang untuk membekali Anda dengan kerangka kerja komprehensif, strategi respons cepat yang disesuaikan industri, dan keterampilan praktis dalam berinteraksi dengan berbagai stakeholder kritis, termasuk media, regulator, pemerintah, dan publik. Anda akan belajar bagaimana mengidentifikasi potensi krisis, menyusun rencana komunikasi yang tangguh, merumuskan pesan kunci yang tepat, dan yang terpenting, melalui sesi simulasi wawancara media yang intensif dan realistis, Anda akan menguasai teknik menyampaikan pesan di bawah tekanan. Jadilah juru bicara yang kredibel dan mampu melindungi aset, nilai, dan kepercayaan pada sektor penerbangan Anda di tengah badai!
Benefit Mengikuti Training Ini:
-
Kesiapsiagaan Krisis Industri: Mampu mengidentifikasi potensi krisis spesifik bandara/maskapai dan menyusun rencana komunikasi proaktif.
-
Respons Cepat & Tepat: Menguasai strategi dan prosedur untuk merespons krisis dengan cepat dan efektif, sesuai konteks penerbangan.
-
Pesan Konsisten & Empatis: Merumuskan pesan kunci yang jelas, konsisten, dan sensitif terhadap isu keselamatan, keamanan, dan korban.
-
Wawancara Media Unggul: Meningkatkan keterampilan menghadapi wawancara media (TV, Radio, Online) dengan percaya diri dan kontrol, khususnya terkait insiden penerbangan.
-
Atasi Tekanan Stakeholder: Mengelola tekanan dari regulator (DGCA, KNKT), Air Traffic Control (ATC), penumpang, keluarga korban, dan media dengan komunikasi yang strategis.
-
Jaga Kepercayaan Publik: Meminimalkan kerusakan reputasi, menjaga kepercayaan publik, dan memastikan kelangsungan operasional.
-
Kepatuhan Regulasi: Memastikan komunikasi krisis selaras dengan persyaratan kepatuhan dari otoritas penerbangan nasional/internasional (ICAO, IATA).
-
Manajemen Informasi Akurat: Memahami cara mengelola dan menyajikan informasi teknis yang kompleks kepada publik awam.
-
Kolaborasi Lintas Fungsi: Meningkatkan sinergi tim internal (Operasional, Keselamatan, Keamanan, Teknis, Hukum, Komunikasi) dalam penanganan krisis.
Target Peserta:
-
Manajer Senior, Kepala Departemen, Direktur, General Managers di Maskapai Penerbangan & Bandara.
-
Manajer/Staf Komunikasi Korporat, Public Relations (PR), Government Relations.
-
Manajer/Staf Keselamatan (Safety), Keamanan (Security), dan Operasional Penerbangan/Bandara.
-
Manajer/Staf Customer Service & Ground Handling.
-
Manajer/Staf Legal & Kepatuhan (Compliance).
-
Tim Respons Insiden (Incident Response Team) / Tim Manajemen Krisis (Crisis Management Team) maskapai/bandara.
-
Juru Bicara Perusahaan (Corporate Spokesperson) di sektor Penerbangan.
-
Siapa saja yang berpotensi menjadi juru bicara atau terlibat dalam penanganan komunikasi krisis di organisasi sektor Bandara & Maskapai.
Tujuan Training:
Setelah mengikuti training ini, peserta diharapkan mampu:
-
Memahami definisi, jenis, dan siklus krisis spesifik industri penerbangan, serta potensi dampak masifnya.
-
Merumuskan rencana komunikasi krisis yang komprehensif, proaktif, dan terstruktur sesuai konteks bandara/maskapai.
-
Membentuk dan mengaktifkan Tim Manajemen Krisis (CMT) dan Tim Komunikasi Krisis (CCT) yang efektif.
-
Mengidentifikasi stakeholder kunci (penumpang, keluarga, regulator, ATC, KNKT, media, karyawan) dan merumuskan pesan yang relevan dan strategis untuk setiap kelompok.
-
Memahami peran dan batasan otoritas terkait (investigator kecelakaan, kepolisian) dalam konteks krisis dan prinsip komunikasi yang sesuai.
-
Menguasai teknik persiapan sebelum wawancara media, termasuk riset mendalam tentang insiden teknis, keselamatan, dan korban.
-
Menerapkan keterampilan wawancara media yang efektif (olah vokal, bahasa tubuh, kontak mata, bridging, hooking) di bawah tekanan tinggi.
-
Menangani pertanyaan sulit, spekulatif, dan provokatif dari media terkait penyebab insiden atau tanggung jawab.
-
Melakukan pemantauan media, media sosial, dan sentimen publik/penumpang selama krisis, serta mengevaluasi efektivitas komunikasi.
-
Mengelola komunikasi tentang isu keselamatan, keamanan, dan penanganan insiden dengan transparansi dan empati.
-
Menyusun rencana aksi pribadi untuk menghadapi dan mengelola komunikasi krisis di organisasi sektor Bandara & Maskapai.
Silabus Training (Rincian Modul):
Modul 1: Fondasi Komunikasi Krisis di Sektor Penerbangan
-
Sesi 1.1: Memahami Krisis Industri Penerbangan: Risiko Unik dan Dampak Global
-
Definisi Krisis, Insiden, dan Masalah dalam Konteks Operasional Penerbangan.
-
Jenis-jenis Krisis Khas Industri: Kecelakaan Pesawat, Insiden Keamanan (Hijacking, Ancaman Bom), Gangguan Operasional Massal (IT Down, ATC Failure, Bencana Alam), Penarikan Pesawat (Grounding), Skandal Reputasi.
-
Dampak Multidimensi Krisis: Keselamatan Jiwa, Finansial, Reputasi Global, Lisensi Sosial untuk Beroperasi (SLO), Regulasi.
-
-
Sesi 1.2: Peran Komunikasi Krisis Proaktif & Strategis di Industri Penerbangan
-
Mengapa Kecepatan, Akurasi, Konsistensi, dan Empati adalah Kunci dalam Sektor yang Sangat Terbuka Ini.
-
Manfaat Strategis Komunikasi Krisis yang Matang: Perlindungan Penumpang/Aset, Kelangsungan Operasional, Pemulihan Kepercayaan Publik.
-
-
Sesi 1.3: Pembentukan & Aktivasi Tim Manajemen Krisis (CMT) & Tim Komunikasi Krisis (CCT)
-
Peran dan Tanggung Jawab Anggota CMT/CCT (Juru Bicara, Keselamatan, Keamanan, Operasional, Teknis, Legal, Komunikasi, Pelayanan Penumpang, HR).
-
Mekanisme Aktivasi Tim dan Rantai Komando Darurat (Command Center).
-
Kualifikasi Juru Bicara Industri Penerbangan: Pengetahuan Teknis, Empati, Tenang di Bawah Tekanan, Kredibilitas Tinggi.
-
Modul 2: Perencanaan Komunikasi Krisis yang Dikustomisasi Industri Penerbangan
-
Sesi 2.1: Audit Risiko Komunikasi & Identifikasi Skenario Krisis Penerbangan
-
Melakukan Pre-Mortem: Membayangkan Skenario Krisis Terburuk Spesifik Bandara/Maskapai (misalnya, kecelakaan, insiden landasan, ancaman keamanan di terminal, major IT outage).
-
Identifikasi Area Rentan Organisasi dan Risiko yang Berpotensi Menjadi Krisis Komunikasi.
-
Pentingnya Database Stakeholder Kunci: Regulators (DGCA, KNKT), Airport Authorities, Air Traffic Control (ATC), Emergency Services, Airlines/Partners, Families of Victims, Media Nasional/Internasional, Karyawan, Publik.
-
-
Sesi 2.2: Merumuskan Rencana Komunikasi Krisis (CCP) yang Kokoh & Adaptif
-
Komponen CCP: Tim CCT, Protokol Respons, Pesan Kunci, Saluran Komunikasi, Dokumentasi, Prosedur Pembaruan Informasi.
-
Penyusunan Template Pernyataan Awal (Holding Statement) untuk Berbagai Skenario Krisis Penerbangan.
-
Workshop Praktik: Penyusunan Elemen Dasar CCP untuk Skenario Krisis Penerbangan.
-
-
Sesi 2.3: Mengidentifikasi & Menargetkan Stakeholder Kritis Industri Penerbangan
-
Prioritasi Audiens: Karyawan, Penumpang Terdampak & Tidak Terdampak, Keluarga Korban, Regulator, Aparat Penegak Hukum, Media, Investor, Mitra Bisnis, Publik.
-
Merumuskan Pesan Kunci yang Jelas, Konsisten, Empatis, Akurat, dan Akuntabel untuk Setiap Audiens.
-
Prinsip “Tell It All, Tell It Fast, Tell It First” dalam Konteks Industri Penerbangan yang Sensitif.
-
Modul 3: Eksekusi Komunikasi Krisis: Respons Cepat & Terukur
-
Sesi 3.1: Protokol Respons Awal & Komunikasi Internal Saat Krisis Menerpa
-
Langkah-langkah Pertama: Verifikasi Insiden, Notifikasi Internal (Karyawan, Crew, Personel Lapangan), Aktivasi Tim.
-
Komunikasi Internal: Menjaga Karyawan Terinformasi dan Terlibat sebagai Duta Informasi yang Akurat.
-
Mengeluarkan Pernyataan Awal (Holding Statement) Sesuai Standar Industri Penerbangan.
-
-
Sesi 3.2: Memilih Saluran Komunikasi Krisis & Kontrol Informasi yang Terintegrasi
-
Saluran Internal (Intranet, Group Chat Darurat, Rapat Langsung di Lokasi Operasi).
-
Saluran Eksternal (Press Release, Press Conference, Media Sosial, Website, Call Center Penumpang, Keluarga, Kanal Regulator).
-
Mengintegrasikan Pesan Lintas Saluran untuk Konsistensi dan Memitigasi Misinformasi.
-
-
Sesi 3.3: Media Monitoring, Social Listening & Manajemen Sentimen Publik/Penumpang
-
Pentingnya Memantau Berita, Media Sosial, dan Percakapan Online terkait Isu Penerbangan.
-
Menganalisis Isu, Tren, dan Sentimen Negatif/Positif dari Publik, Penumpang, Media, dan Regulator.
-
Tools Media Monitoring Spesifik Industri (jika ada) dan Analisis Data Sentimen.
-
Modul 4: Menghadapi Media & Stakeholder Kritis di Sektor Penerbangan
-
Sesi 4.1: Peran Juru Bicara Industri Penerbangan & Persiapan Kritis Sebelum Wawancara
-
Kualifikasi Juru Bicara: Kredibilitas, Pengetahuan Teknis, Tenang di Bawah Tekanan, Empati Sosial, Kemampuan Menjelaskan Kompleksitas.
-
Riset Mendalam tentang Insiden, Prosedur Keselamatan/Keamanan, dan Riwayat Perusahaan/Industri.
-
Latihan Menyusun Poin-poin Pesan Kunci yang Ringkas, Jelas, dan Berfokus pada Keselamatan/Keamanan (3-5 Poin).
-
Antisipasi Pertanyaan Sulit (Q&A Mapping) terkait Penyebab, Tanggung Jawab, Korban, Penanganan, dan Dampak Finansial.
-
-
Sesi 4.2: Teknik Komunikasi Kritis dalam Wawancara Media & Pernyataan Publik
-
“Bridging”: Menjawab Pertanyaan dan Kembali ke Pesan Kunci Strategis Perusahaan.
-
“Hooking”: Menarik Perhatian Jurnalis ke Poin Penting yang Ingin Disampaikan.
-
“Flagging”: Memberi Sinyal Pentingnya Sebuah Informasi.
-
Menghindari Jargon Teknis Penerbangan yang Sulit Dipahami Publik (Simplifikasi Bahasa).
-
Mengelola Bahasa Tubuh, Ekspresi Wajah, dan Olah Vokal untuk Kredibilitas dan Empati.
-
-
Sesi 4.3: Menangani Pertanyaan Sulit, Spekulatif, & Provokatif Industri Penerbangan
-
Respons Cerdas Terhadap Pertanyaan tentang “Siapa yang Bertanggung Jawab?”, “Apa Penyebabnya?”, “Berapa Jumlah Korban?”, “Apakah Ada Kelalaian?”.
-
Merespons Tuduhan, Rumor, dan Spekulasi dengan Fakta dan Kebijaksanaan.
-
Menjelaskan Insiden Teknis yang Kompleks kepada Audiens Awam.
-
Kapan Mengatakan “Informasi Belum Dapat Disampaikan” dan Kapan Mengarahkan ke Otoritas Investigasi (KNKT).
-
-
Sesi 4.4: Komunikasi dengan Penumpang & Keluarga Korban, Serta Otoritas (Regulator, ATC)
-
Prinsip Komunikasi yang Sensitif, Penuh Empati, dan Terkoordinasi untuk Penumpang dan Keluarga.
-
Mekanisme Pusat Informasi Keluarga (Family Assistance Center).
-
Memahami Peran dan Protokol Komunikasi dengan Regulator Penerbangan (DGCA) dan Badan Investigasi (KNKT).
-
Modul 5: Simulasi Komunikasi Krisis & Wawancara Media Spesifik Industri Penerbangan
-
Sesi 5.1: Simulasi Wawancara Media – Skenario 1 (One-on-One Interview)
-
Peserta Melakukan Wawancara Simulasi dengan Instruktur sebagai Jurnalis.
-
Skenario Krisis Khas Industri Penerbangan (misalnya, Gangguan Operasional Besar Akibat Cuaca/IT, Insiden Keselamatan Ringan di Darat, Ancaman Keamanan di Terminal).
-
Fokus pada Penerapan Pesan Kunci, Teknik Bridging, dan Kontrol Komunikasi.
-
(Dilanjutkan di Sesi 5.2).
-
-
Sesi 5.2: Umpan Balik Konstruktif & Analisis Video Simulasi 1
-
Analisis Detail Performa Peserta (Konten, Delivery, Bahasa Tubuh, Penanganan Pertanyaan).
-
Identifikasi Kekuatan dan Area Peningkatan Spesifik Industri Penerbangan.
-
Umpan Balik dari Instruktur dan Rekan Peserta.
-
-
Sesi 5.3: Simulasi Wawancara Media – Skenario 2 (High-Stakes & Group Interview/Press Conference)
-
Skenario Krisis yang Lebih Kompleks dan Sensitif (misalnya, Kecelakaan Pesawat, Insiden Keamanan Serius, Grounding Armada, Sanksi Regulator Besar).
-
Wawancara dengan Tekanan Tinggi, Pertanyaan Provokatif, dan Multi-Jurnalis.
-
(Dilanjutkan di Sesi 5.4).
-
-
Sesi 5.4: Umpan Balik Konstruktif & Analisis Video Simulasi 2
-
Analisis Mendalam Performa Peserta dalam Menangani Tekanan, Pertanyaan Kompleks, dan Berbagai Aspek Komunikasi di Situasi Krisis Paling Sulit.
-
Strategi Perbaikan Spesifik untuk Menjadi Juru Bicara yang Unggul di Industri Penerbangan.
-
Praktek Ulang Area Kritis.
-
Modul 6: Pasca-Krisis, Pengelolaan Reputasi & Rencana Aksi Penerbangan
-
Sesi 6.1: Pengelolaan Komunikasi Pasca-Krisis & Pemulihan Reputasi Industri Penerbangan
-
Strategi Membangun Kembali Kepercayaan Stakeholder (Penumpang, Regulator, Investor, Karyawan).
-
Komunikasi Berkelanjutan: Pembaruan Progres Investigasi, Implementasi Rekomendasi Keselamatan, Solusi Jangka Panjang.
-
Peran Fungsi Keselamatan (Safety) dan Keamanan (Security) dalam Pemulihan Reputasi.
-
-
Sesi 6.2: Mengukur Dampak Krisis & Efektivitas Komunikasi di Sektor Penerbangan
-
Metrik Dampak Krisis (Penurunan Penjualan Tiket, Saham, Sentimen Media/Penumpang, Sanksi Regulasi).
-
KPI Komunikasi Krisis (Kecepatan Respons, Konsistensi Pesan, Tingkat Pengembalian Kepercayaan, Pengurangan Disrupsi Operasional).
-
Laporan Akhir Krisis & Lessons Learned (Pembelajaran) untuk Pencegahan di Masa Depan.
-
-
Sesi 6.3: Rencana Aksi Pribadi & Penutup
-
Merangkum Pembelajaran Kunci dan Sesi Tanya Jawab Mendalam.
-
Menyusun Rencana Aksi Konkret, Terukur, dan Bertarget Waktu untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Komunikasi Krisis & Keterampilan Wawancara Media di Organisasi Sektor Bandara & Maskapai Anda.
-
Menentukan Sumber Daya dan Dukungan yang Dibutuhkan (misalnya, Pelatihan Reguler, Tim Simulasi Internal, Review CCP, Protokol Lintas Fungsi).
-
Evaluasi Training dan Pesan Kunci untuk Menjadi Pemimpin yang Kompeten dalam Manajemen Krisis Industri Penerbangan.
-
Metode Training:
-
Presentasi Interaktif & Diskusi Kelompok Mendalam
-
Studi Kasus Krisis Komunikasi Nyata dari Industri Penerbangan (Global & Lokal), Termasuk Video/Audio jika Relevan (misalnya, kasus kecelakaan atau penanganan insiden operasional).
-
Intensif Sesi Simulasi Wawancara Media (dengan Video Recording opsional untuk feedback) dengan Skala Kesulitan dan Skenario Spesifik Industri Penerbangan.
-
Workshop Praktik: Penyusunan Rencana Komunikasi Krisis, Pembentukan Pesan Kunci (Safety/Security-focused), Pemetaan Q&A, Analisis Stakeholder Kritis Industri.
-
Analisis Performa Wawancara (Video Playback & Feedback).
-
Sesi Tanya Jawab Terbuka.
-
Pengembangan Rencana Aksi Pribadi yang Detail.
Durasi Training:
-
3 Hari Efektif (Ideal untuk cakupan materi yang komprehensif, praktik simulasi intensif, dan penyesuaian khusus industri)
Evaluasi Training:
-
Pre-test dan Post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan komunikasi krisis serta wawancara media di industri Bandara & Maskapai.
-
Evaluasi Formatif: Penilaian partisipasi aktif dalam diskusi, kualitas workshop praktik, dan performa dalam simulasi wawancara media.
-
Penilaian Kualitas Rencana Aksi Pribadi yang disusun.
-
Kuesioner Evaluasi Training untuk mengukur kepuasan peserta dan umpan balik untuk perbaikan.
Sertifikasi:
-
Sertifikat Kehadiran Training: Diterbitkan oleh Sentras Consulting bagi peserta yang telah mengikuti Crisis Management & Media Relations Simulation For The Airports And Airlines Training Program.
Profil Instruktur/Fasilitator:
Pelatihan ini akan dipandu oleh instruktur yang merupakan praktisi senior dan ahli di bidang Komunikasi Krisis, Public Relations, atau Keselamatan & Keamanan Penerbangan, dengan pengalaman luas dalam menangani krisis maskapai/bandara dan melatih juru bicara di sektor ini. Instruktur memiliki keahlian mendalam dalam strategi komunikasi krisis, media relations, public speaking, teknik wawancara media di bawah tekanan, serta pemahaman yang kuat tentang dinamika industri penerbangan, risiko operasional, isu keselamatan, keamanan, penanganan korban, dan regulasi dari otoritas penerbangan. Mampu menyampaikan materi secara terstruktur, relevan, dan memberikan wawasan praktis serta simulasi yang realistis dari pengalaman nyata.
Opsi Pelaksanaan Training:
-
Offline (Klasikal):
-
Lokasi: Ruang training Sentras Consulting atau hotel/venue representatif yang kondusif untuk diskusi mendalam, workshop, dan terutama, simulasi wawancara media yang realistis dengan set-up kamera/mikrofon.
-
Fasilitas: Ruang kelas yang nyaman, peralatan training (proyektor, sound system, whiteboard, flipchart, kamera video & peralatan simulasi media), studi kasus, modul training, coffee break, makan siang, training kit.
-
-
In-House Training: Pelatihan ini sangat sangat direkomendasikan untuk in-house di lokasi perusahaan klien (maskapai atau bandara), karena memungkinkan penyesuaian skenario krisis dan simulasi wawancara dengan konteks operasional, risiko, dan isu spesifik yang mungkin dihadapi organisasi (dengan menjaga kerahasiaan). Hal ini akan membuat pelatihan jauh lebih relevan, berdampak, dan memungkinkan diskusi tentang Protokol Respon Darurat (ERP) dan Komunikasi internal perusahaan.
-
Online Training (Interaktif): Training Crisis Management & Media Relations Simulation For The Airports And Airlines dapat dilaksanakan secara efektif secara online menggunakan platform video conference interaktif dengan fitur rekaman dan breakout room untuk simulasi wawancara. Namun, efektivitas bahasa tubuh dan dinamika tekanan mungkin sedikit berkurang dibandingkan tatap muka di lingkungan simulasi yang lengkap. (Konsultasikan dengan tim Sentras Consulting untuk opsi ini).
FAQ (Frequently Asked Questions):
-
Siapa saja yang cocok mengikuti training ini?
-
Manajer senior, direktur, kepala departemen, manajer komunikasi/PR, keselamatan, keamanan, dan anggota tim respons krisis di maskapai penerbangan dan bandara.
-
-
Apa manfaat utama mengikuti training ini?
-
Peserta akan mampu merumuskan rencana komunikasi krisis yang disesuaikan industri penerbangan, mengelola respons cepat, menyusun pesan kunci yang sensitif, dan menguasai teknik menghadapi wawancara media di bawah tekanan untuk melindungi reputasi dan operasional.
-
-
Apakah training ini hanya teori?
-
Tidak, training ini sangat praktis, dengan penekatan kuat pada simulasi wawancara media intensif dan workshop penyusunan rencana yang relevan dengan skenario industri penerbangan, untuk memastikan peserta dapat langsung menerapkan keterampilan.
-
-
Metode training apa yang digunakan?
-
Metode interaktif, termasuk presentasi, diskusi, studi kasus spesifik industri, workshop praktik, dan yang terpenting, simulasi wawancara media intensif dengan umpan balik.
-
-
Berapa lama durasi training ini?
-
Durasi training ideal adalah 3 hari efektif, untuk mencakup kedalaman industri dan simulasi yang memadai.
-
-
Apakah ada sertifikat setelah mengikuti training ini?
-
Ya, peserta akan mendapatkan sertifikat kehadiran dari Sentras Consulting.
-
-
Apakah training ini bisa dilaksanakan secara online?
-
Ya, sangat efektif jika dilaksanakan secara online, meskipun simulasi akan lebih optimal secara offline.
-
-
Bagaimana cara mendaftar training ini?
-
Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui website Sentras Consulting atau menghubungi kontak yang tertera.
-
-
Apakah ada diskon untuk pendaftaran grup?
-
Ya, tersedia diskon khusus untuk pendaftaran grup. Hubungi tim Sentras Consulting untuk informasi lebih lanjut.
-
-
Apa saja materi yang akan didapatkan peserta?
-
Peserta akan mendapatkan modul training lengkap (hardcopy/softcopy), template rencana komunikasi krisis yang disesuaikan industri, studi kasus, dan handout tambahan yang relevan.
-